Thursday, 30 June 2016

MERAJUT UKHUWWAH DENGAN SILATURRAHIM untuk kotbah Jum'at





Jama’ah Jum’ah rahimakumullah!
Sebagai awal katakami mengajak, Mariah kita syukuri segala nikmat yang Allah berikan kepada kita semua dengan meningkatkan iman dan taqwa kita kepada-Nya. Kita laksanakan apa yang menjadi perintah-Nya, dan kita jauhi segala larangan-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Baginda Rasul akhir zaman, Muhammad SAW yang telah menuntun kita ke jalan Allah SWT.

Jama’ah Jum’ah rahimakumullah!
Satu ajaran yang begitu indah di dalam Islam adalah ajaran shilaturahim, karena dengan shilaturahim, dendam kesumat akan segera luntur dengan shilaturahim, sesuatu yang sulit sering bisa diatasi, dengan shilaturahim, persaudaraan akan tetap terjalin, bahkan dengan rajin shilaturahim, ekonomi seseorang bisa meningkat. Dan masih banyak lagi hikmah shilaturahim yang lainnya.
Di sisi lain, Allah SWT menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan beragam suku, bukan untuk saling menjauh, melainkan agar saling mengenal. Sesuai firman-Nya :


Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha menetahui lagi Maha mengenal.” (Q.S.49, Al Hujurat 13)

Dengan demikian, shilaturahim/ukhuwwah atau persaudaraan yang perlu kita jalin, bukan hanya sesame saudara yang masih ada pertalian darah, atau hanya dengan sesama muslim, melainkan tercakup di dalamnya :
1.       Ukhuwah Islamiyah, yakni persaudaraan antar sesama Muslim, meskipun beda partai, beda aliran.
2.       Ukhuwah Ijtima’iyah, yaitu persaudaraan dengan sesama anggota masyarakat dan atau sesama anggota sebuah organisasi.
3.       Ukhuwah Wathaniyah, yaitu persaudaraan dengan sesama warga Negara, meskipun beda suku, beda warna kulit.
4.       Ukhuwah Basyariyah yakni persaudaraan antara sesama umat manusia, meskipun berlainan Negara, bangsa atau agama.
Saudara-saudara sekalian, Alhamdulillah, kita bangsa Indonesia khususnya masyarakat Jawa sudah sejak lama memanfaatkan ajaran shilaturahim ini pasca Ramadhan dengan istilah Halal Bi Halal. Prakteknya saling berjabat tangan dan saling memaafkan. Sesuai dengan petunjuk Rasul SAW :

Tidaklah bagi dua orang yang saling bertemu kemudian salingbersalaman (saling meminta maaf), kecuali keduanya langsung diampuni sebelum mereka berpisah”. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Dengan demikian seseorang itu akan kembali fitri ( suci ).
Dan jika kita renungkan, Negara kita Indonesia sebenarnya bisa menjalin dan mempererat persaudaraan, kalau saja rakyatnya suka bershilaturahim, pejabatnya juga gemar shilaturahim. Dan rupa-rupanya karyawan yang suka shilaturrahim juga sering mendapat perhatian khusus dari atasanya. Sebaliknya, mereka yang kalah dalam pilkada di suatu daerah juga disinyalir konon karena kurang shilaturrahim. Untuk itu betapa pentingnya shilaturrahim.
Selanjutnya, apabila shilaturrahim ditinjau dari kacamata hadist, banyak hikmah yang bisa kita petik, antara lain:
1.       Sebagai indikasi orang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Sabda Nabi SAW :


Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya melakukan shilaturrahim”. (Muttafaq’alaih).
2.       Shilaturrahim bisa melapangkan rizqi dan memanjangkan umur.
Rasulullah SAW bersabda :


Barang siapa menghendaki agar dilapangkan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah shilaturrahim”. (Muttafaq ‘alaih).
3.       Untuk memelihara pertalian nasab dan mendekatkan yang jauh.
Rasulullah SAW bersabda :


Kenalilah nisbah (garis keturunanmu)mu, tentulah kamu menghubungkan rahim shilaturrahim mu, karena sesungguhnya tak ada hubungan yang dekat karena kalau rahim sudah terputus walaupun dengan kerabat dekat sekalipun. Dan tak ada hubungan yang jauh bila di hubungkan dengan shilaturrahim walau dengan kerabat jauh sekalipun”. (H.R Abu Dawud dan Al Hakim dari Ibnu Abbas RA).
Selanjutnya, agar shilaturrahim kita dengan sesama tetap terjaga, hindari sikap dan perbuatan tidak terpuji, misalnya yang tertulis dalam Al Quran  surat Al Hujurat ayat 12 yang berbunyi :

Hai orang orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
        Di dalam ayat tadi terkandung tiga larangan, yakni :
1.       Larangan terhadap purbasangka, karena sebagian purbasangka itu dosa yakni perasangka buruk yang tak berdasar. Adapun persangkaan yang berdasar yang digunakan sebagai indicator (ciri-ciri) bagi suatu penyelidikan. Maka itu tidak berdosa.
2.       Mencari-cari keburukan orang lain. Mestinya, cari saja aib diri sendiri, untuk kemudian diperbaiki.
3.       Menggunjing, yakni menyebut-nyebut keburukan orang lain.
Ketiganya bisa meretakkan persaudaraan, sehingga Allah melarangnya. Dan masih banyak hal-hal lain yang bisa meretakkan persaudaraan yang perlu kita hindari.
                Jama’ah Jum’ah rahimakumullah! Mari kita galang ukhuwwah kita dengan bershilaturrahim, serta menjauhi hal-hal yang bisa meretakkan persaudaraan agar ukhuwwah tetap terjalin. Insyaallah dengan shilaturrahim, ukhuwwah kita akan semakin erat dan tetap terjaga. Amin.

No comments:

Post a Comment