Thursday 30 June 2016

Amalan Yang Akan Menghapus Dosa



Allah Swt berfirman :
“Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Padahal Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS Al-Maidah [5] ayat 74)

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas
terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS Al-Zumar [39] ayat 53)

1. BERTAUBAT
Al-Quran yang suci mengatakan :”Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri , mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS Ali Imran [3] ayat 135)
“Maka barangsiapa bertaubat sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al-Maidah [5] ayat 39)

2. BERBAKTI DAN MENDOAKAN KEDUA ORANGTUA

Al-Quran yang mulia mengatakan : “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.” (QS Al-Ahqaf [46] : 15-16)

2. MENGIKUTI PETUNJUK, DAN WASIAT RASULULLAH SAW SERTA MEMULIAKANNYA
Al-Quran yang mulia mengatakan: “Katakanlah: “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad Saw), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Ali Imran [3] ayat 31)
“Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS Al-Hujurat [49] ayat 3)

3. INFAQ
Allah Swt berfirman : “Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.” (QS Al-Taghabun [64] ayat 17)

4. BALASAN DI DUNIA

Imam Ja’far al-Shadiq as berkata, “Apabila Allah menghendaki kebaikan atas seseorang hamba maka Allah segerakan balasannya di dunia. Sebaliknya jika Allah menghendaki keburukkan atas seorang hamba maka ditundalah balasannya sehingga ia mendapatkannya di Hari Qiyamat.” (Bihar al-Anwar 81:177)
5. SABAR ATAS UJIAN HIDUP
Al-Quran suci mengatakan : “..kecuali orang-orang yang sabar, dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. (QS Hud [11] ayat 11)
Rasulullah saww bersabda, “Sesungguhnya seorang mu’min itu apabila melakukan dosa maka diujilah dia dengan kefakiran maka apabila ia sabar niscaya hal itu menjadi penghapus dosanya. Atau diuji ia dengan penyakit, maka apabila ia sabar niscaya hal itu menjadi penghapus dosanya atau ia diuji dengan rasa ketakutan dari Sultan (raja) yang menuntutnya, maka hal itupun menjadi penghapus dosanya atau ia dicoba sehingga ia menemui kematiannya maka ketika ia berjumpa dengan Allah maka tidak ada lagi dosa-dosanya dan Allah memasukkannya ke dalam surga.” (Bihar al-Anwar 81 : 199)

6. MUSIBAH
Rasulullah saww bersabda, “Tidaklah menimpa musibah kepada seorang mu’min laki-laki dan perempuan atas dirinya dan hartanya serta anaknya sehingga ketika ia menjumpai Allah maka tidak ada lagi kesalahan padanya.”
(Bihar al-Anwar 67 : 236)

7. SIKSA KUBUR DI ALAM BARZAKH
Imam Ali ar-Ridha as berkata, “[Di dalam firman-Nya : “Pada waktu itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya.” (QS Al-Rahman [55] ayat 39)], “Sesungguhnya barangsiapa yang memiliki keyakinan yang benar lalu dia berbuat dosa dan dia tidak sempat bertaubat di dunia, maka diazablah ia di Alam Barzakh sampai ketika ia di hari Qiyamat tidak ada lagi dosanya dan tidak pula ia ditanya tentang itu” (Tafsir Nur ats-Tsaqalain 5 : 155)

8. PENYAKIT
Imam Ali ar-Ridha as berkata, “Sakit bagi orang mu’min merupakan penyucian (atas dosanya) dan juga rahmat. Tetapi bagi orang yang ingkar, sakit adalah ’azab dan laknat dan sesungguhnya penyakit bagi seorang mu’min adalah penghapus dosa.” (Bihar al-Anwar 81 : 183)

Rasulullah saww bersabda, “Sesungguhnya penyakit itu membersihkan jasad dari dosa-dosa sebagaimana alat peniup pandai besi membersihkan karat dari besi.” (Bihar al-Anwar 81 : 197)

Ditanyakan kepada Amirul Mu’minin as tentang penyakit yang menimpa seorang bayi, beliau menjawab, “Itu merupakan penghapus dosa (kafarat) bagi orang tuanya.” (Bihar al-Anwar 81 : 186)

Allah Ta’ala berfirman (di dalam hadits Qudsi), “Ahli taat-Ku dalam jamuan-Ku, dan ahli syukur-Ku dalam limpahan-Ku, dan ahli dzikir-Ku dalam nikmat-Ku, tapi ahli maksiat kepada-Ku tidak ada bagian untuk mereka dari rahmat-Ku. Tetapi jika mereka bertaubat maka Aku adalah kekasihnya, dan apabila mereka berdoa maka Aku akan jawab doanya dan apabila mereka sakit, Aku yang akan menyembuhkannya dan Aku akan mengobati mereka dengan ujian dan musibah untuk membersihkan mereka dari dosa-dosa dan cela.”
(Bihar al-Anwar 77 : 42)

9. KESEDIHAN
Rasulullah saww bersabda, “Apabila seorang mu’min telah banyak dosa-dosanya dan ia belum mengamalkan apa-apa yang dapat menghapus dosa-dosanya maka Allah akan mengujinya dengan kesedihan demi menghapus dosa-dosanya.” (Bihar al-Anwar 73 : 157)

Imam Ja’far ash-Shadiq as berkata, “Sesungguhnya kesedihan itu menghapus dosa orang muslim.” (Bihar al-Anwar 73 : 157)

10. KESUSAHAN DI DALAM MENCARI PENGHIDUPAN (NAFKAH)

Rasulullah saww bersabda, “Sesungguhnya ada dosa di antara dosa-dosa yang tidak dapat dihapus dengan shalat dan tidak juga dengan sedekah.”, maka ditanyakan kepada Nabi saww, “Apakah yang dapat menghapusnya wahai Rasulullah?”, jawab Nabi, “Kesusahan di dalam mencari penghidupan.”
(Bihar al-Anwar 73 : 157)

11. TAQWA, KEJUJURAN, PERBUATAN BAIK, DAN AMAL SHALIH
Allah SwT berfirman, “Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia menutupi kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.”
(QS Al-Thalaq [65] ayat 5)

“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat”
(QS Hud [11] ayat 114)

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min , laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta’atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
(QS Al-Ahzab [33] ayat 35)

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta’ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.”
(QS Al-Ahzab [33] 70-71)

Lihat ayat-ayat lainnya : QS 34:4; 35:7; 36:11, 67:12

12. AKHLAQ YANG BAIK
Imam Ja’far ash-Shadiq as berkata, “Sesungguhnya akhlaq yang baik itu menghapus kesalahan (dosa) sebagaimana matahari mencairkan es dan sesungguhnya akhlaq yang buruk itu merusak amal (baik) sebagaimana cuka merusak madu.” (Bihar al-Anwar 71 : 356)

Rasulullah saww bersabda,“4 hal yang dapat menghapus dosa dan Allah gantikan dengan kebaikan : 1. Shadaqah, 2. Malu, 3. Akhlaq yang baik, 4. Rasa syukur.” (Bihar al-Anwar 71 : 332)

13. MEMPERBANYAK SUJUD

Imam Ja’far ash-Shadiq as berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saww dan berkata,“Wahai Rasulullah, telah banyak dosa-dosaku tapi sedikit amalku,” maka Rasul saww bersabda, “Perbanyaklah sujud karena sujud itu menggugurkan dosa sebagaimana angin menggugurkan dedaunan dari pohon” (Bihar al-Anwar 85 : 162)

14. HAJJI DAN UMRAH
Imam Ali bin Abi Thalib as berkata, “Sesungguhnya Rasulullah saww telah bersabda, ”Dari satu umrah ke umrah berikutnya merupakan penghapus dosa yang ada di antara keduanya dan hajji yang diterima (Allah) balasannya adalah surga dan ada suatu dosa di antara dosa-dosa yang tidak dapat diampuni kecuali dengan wukuf di ‘Arafah.” (Bihar al-Anwar 99 : 50)

Imam Ali as berkata, ”Menjalani hajji ke Bait Allah dan umrahnya, keduanya menghapus kefakiran dan mencuci dosa.” (Nahjul Balaghah, Khutbah ke 110)

15. BERDOA, BERISTIGHFAR DAN BERZIKIR
Al-Quran yang mulia mengatakan : “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS Al-Nisa [4] ayat 110)

16. BANYAK MEMBACA SHALAWAT KEPADA NABI MUHAMMAD DAN KELUARGANYA

Imam Ali Ar-Ridha as berkata, “Barangsiapa yang belum mampu untuk menghapus dosa-dosanya maka perbanyaklah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, karena yang demikian itu dapat merontokkan dosa serontok-rontoknya” (Bihar al-Anwar 94 : 47)

17. HIJRAH, BERJIHAD DI JALAN ALLAH & MENAMPUNG KAUM MUHAJIRIN
Al-Quran yang mulia mengatakan :”Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya : “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain . Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.” (QS Ali Imran [3] ayat 195)

“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan , mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki yang mulia.” (QS Al-Anfal [8] ayat 74)

Lihat juga ayat-ayat : QS Al-Shaff [61] : 11-12;

18. KEMATIAN

Rasulullah saww bersabda, “Kematian dapat menjadi penebus dosa-dosa orang-orang beriman.” (Amali lil-Mufid, h. 166)

“Tidak ada do’a mereka selain ucapan:
“Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami
dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan
dalam urusan kami
dan tetapkanlah pendirian kami,
dan tolonglah kami terhadap kaum yang ingkar.”
(QS Ali Imran [3] ayat 147)

“Ya Tuhan kami,
sesungguhnya kami mendengar
(orang) yang menyeru kepada iman :
“Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”,
maka kamipun beriman.
Ya Tuhan kami,
ampunilah bagi kami dosa-dosa kami
dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami,
dan wafatkanlah kami beserta
orang-orang yang banyak berbakti.”
(QS Ali Imran [3] ayat 193)

Amin ya Ilahi Rabbi…

sumber : http://sweetmemoryofmyza.blogspot.com/
http://ilunk-alone.blogspot.com/2010/06/18-hal-yang-dapat-menghapus-dosa.html

Ketahuilah Apa Sumber-Sumber Dosa Itu?
Dosa dan maksiat telah menimbulkan kerusakan dan kekacauan kehidupan. Hukuman dan akibatnya, baik di dunia dan akhirat berbeda-beda bagi mereka yang telah melakukan perbuatan dosa dan maksiat. Namun, pada hakekatnya, asal-usul dosa itu ada dua hal. Pertama, meninggalkan perintah Allah, dan kedua, melakukan larangan Allah.
Dengan dua hal itu, Allah menguji jin, iblis, dan bapak manusia, Adam Alaihi Sallam. Masing-masing dari dua hal itu, terutama dari segi mahall (subjek), terbagi menjadi dua,yaitu dosa lahir yang dilakukan oleh organ fisik, dan dosa bathin, yang dilakukan oleh hati. Dari segi keterkaitannya dengan objeknya, ada dua macam, yaiu dosa melanggar hak Allah, dan melanggar hak makhluk-Nya.
Kemudian, dosa dibagi menjadi empat bagian, yang masing-masing mempunyai pengaruh yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia.
Pertama, dosa mulkiyah. Dosa mulkiyah, ialah perbuatan atau sifat makhluk yang mengambil sifat dan perbuatan yang menjadi hak (privasi) Allah. Seperti merasa suci, dan kultus, kesombongan, kesemena-menaan, merasa tinggi, merasa mulia, memperbudak manusia, menjajah, dan lainnya. Semua itu masuk dalam kategori ini adalah dosa menyekutukan Allah.
Selanjutnya, kesyirikan itu sendiri terbagi dalam dua hal. Pertama, menyekutukan Allah dalam sifat, dan menjadkan tuhan selain Allah. Kedua, menyekutukan Allah dalam bentuk perbuatan kepada-Nya. Bagian kedua ini bisa jadi tidak mengharuskan pelakuknya masuk neraka. Meski dapat menghapus amal yang di dalamnya ia menyekutukan Allah.
Jenis dosa yang pertama di atas adalah jenis dosa yang paling besar dan berat. Termasuk dalam kategori ini adalah mengatakan tentang Allah tanpa ada ilmu dan dasarnya dari wahyu, baik dalam hal penciptaan Allah atau dalam hal syariatnya. Barangsiapa yang menjadi pelaku jenis dosa ini, maka ia telah merampas ketuhanan dan kerjaaan Allah dan menjadi tandingan bagi-Nya.
Kedua, dosa syaithaniyah. Dosa syaithaniyah ini ialah dosa di mana pelakunya menyerupai perilaku dan sifat syetan. Seperti iri, melampaui batas, penipuan, dengki, makar, memerintahkan perbuatan maksiat kepada Allah, menghiasi kemaksiatan dengan kebaikan, melarang kethaatan kepda Allah, melakukan bid’ah, serta mendakwahkan bid’ah dan kesesatan. Dosa jenis ini berada dibawah jenis dosa pertama yaitu dosa mulkiyah dari segi tingkatan dan tingkat mafsadahnya .
Ketiga, dosa saba’iyah. Dosa saba’iyah ialah kebuasan. Dan, yang dimaksudkan dosa saba’iyah, seperti permusuhan (memusuhi orang), marah, menumpahkan darah, dan menindas kaum yang lemah. Dari dosa ini lahir perbuatan (tindakan) menyakiti manusia, keberanian menganiaya, dan permusuhan.
Keempat, dosa bahimiyah. Dosa bahimiyah ialah seperti binatang. Jenis dosa bahimiyah, seperti kejam, dan rakus dalam melampiaskan nafsu syawat perut atau seksual. Dari sinilah lahir tindak perbuatan perzinahan, pencurian, memakan harta anak yatim, bakhil, pelit, penakut, keluh kesah, dan lalinnya. Dosa inilah yang banyak dilakukan manusia. Karena, ketidak berdayaan mereka melawan dosa saba’iyah dan dosa mulkiyah. Dari dosa bahimiyyah mereka diseret untuk melakukan dosas saba’iyah kemudidian ke dosa syaithaniyah, kemudian melakukan dosa yang mencabut hak-hak rububiyah (ketuhan) dan kesyirikan.
Tentu, barangsiapa yang dapat merenungi hal ini dengan seksama, maka ia akan dapat menyimpulkan bahwa dosa-dosa adalah pintu masuk menuju kesyirikan, kekufuran, dan pecabutan rububiyyah Allah.
Dalil-dalil Al-Qur’an, Sunnah, ijma’ (konsensus) shahabat, tabi’in, dan imam-imam mazhab , dosa itu dibagi menjadi dosa besar dan dosa kecil.
Allah berfirman :
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). (An-Nisa’ : 31)
Yaitu orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. (An-Najm : 32)
Dalam hadist disebutkan :
Shalat lima waktu, dari Jum’at ke Jum’at, dari Ramadhn ke Ramadhan adalah saat penghapusan dosa-dosa yang besar ditinggalkan”. (HR Muslim).
Sesungguhnya, amalan-amalan yang menghapus dosa keil ada tiga tingkatan. Pertama, amalan yang tidak mampu menghapus dosa-dosa kecil, karena lemahnya amalan itu. Hal ini bisa jadi karena kurang ikhlas. Seperti halnya obat yang tidak mampu melawan penyakit, diakibatkan dari segi kualitas obat yang sangat rendah, sehingga tidak mampu melawan penyakit. Kedua, amalan-amalan itu mampu melawan dan menghapus dosa-dosa kecil, kerena amalan tersebut amat kuat.Kekuatannya hingga mampu menghapus sebagian dosa besar.
Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam, bertanya kepada Shahabat, “Maukah kalian aku beritahu tentang dosa-dosa yang paling besr?”. Mereka menjawab, “Ya wahai Rasul”. Beliau menjawab, “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar dan tidak berzina, makan harta anak yatim, makan riba, melarikan diri dari peperangan, dan menuduh wanita (yang telah kawin) yang tidka tahu menahu dan mukminat dengan berzina”.
Dalam hadist shahih disebutkan, bahwa Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam, di tanya, “Dosa apa yang paling besar di sisi Allah?”. Beliau menjawab, “Engkau menjadikan sekutu untuk Allah, sedangkan Ia yang menciptakanmu”.
Lalu apa lagi?”, tanya shahabat.
Engkau membunuh anak-anakmu, karena engkau takut mreka makan bersamamu”, jawab Rasul Shallahu Alaihi Wa Sallam.
Lalu apa lagi?”, tanya shahabat.
Berliau bersabda , “Engkau berzina dengtan isteri tetanggamu”.
Kemudian, Allah menurunkan ayat :
Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina… “. (Al-Furqan : 68).
Menurut Abdullah bin Mas’ud dosa besar itu jumlah empat. Menurut Abdullah bin Umar jumlah dosa besar itu jumlahnya tujuh. Menurut Abdullah bin Amr ibn Ash jumlah dosa besar itu ada sembilan, dan menurut yang lain jumlahnya ada sebelas, sementara yang lainnya mengatakan jumlah dosa besar itu ada tuju puluh.
Empat dosa besar itu, pada lisan, ialah bersaksi palsu, menuduh berzina tanpa bukti, sumpah palsu, dan sihir. Tiga perut, yaitu meminum minuman keas, makan harta anak yatim, dan makan riba. Satu pada kaki, yaitu lari dari peperangan dan satu yang terkait dengan semua tubuh, yaitu durhaka kepada orang tua.
Bahwa tingkat mafsadah (kerusakan) dosa terkait dengan keberanian melangkahi hak Allah. Karena itu, seandainya, ada orang yang meminum khamar atau berzina dan ia berkeyakinan bahwa perbuatan tersebut tidak haram, maka ia telah menyatukan dua kesalahan yaitu kebodohan dan mafsadah melakukan keharaman sekaligus. Itulah hakekat dosa-dosa yang manusia tidak memahaminya. Wallahu’alam.
Sumber : www.eramuslim.com


Keutamaan Berjabat Tangan Sesama Muslim, Menghapus Dosa
 
Dari al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا
Tidaklah dua orang muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan, kecuali akan diampuni (dosa-dosa) mereka berdua sebelum mereka berpisah.“[1]
Hadits yang mulia ini menunjukkan keutamaan berjabat tangan ketika bertemu, dan ini merupakan perkara yang dianjurkan berdasarkan kesepakatan para ulama[2], bahkan ini merupakan sunnah yang muakkad (sangat ditekankan)[3].
Faidah-Faidah Penting yang Terkandung Dalam Hadits:
  1. Arti mushaafahah (berjabat tangan) dalam hadits ini adalah berjabat tangan dengan satu tangan, yaitu tangan kanan, dari kedua belah pihak[4]. Cara berjabat tangan seperti ini diterangkan dalam banyak hadits yang shahih, dan inilah arti “berjabat tangan” secara bahasa[5]. Adapun melakukan jabat tangan dengan dua tangan adalah cara yang menyelisihi sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam[6].
  2. Berjabat tangan juga disunnahkan ketika berpisah, berdasarkan sebuah hadits yang dikuatkan oleh syaikh al-Albani[7]. Maka pendapat yang mengatakan bahwa berjabat tangan ketika berpisah tidak disyariatkan adalah pendapat yang tidak memiliki dalil/argumentasi. Meskipun jelas anjurannya tidak sekuat anjuran berjabat tangan ketika bertemu[8].
  3. Berjabat tangan adalah ibadah yang disyari’atkan ketika bertemu dan berpisah, maka melakukannya di selain kedua waktu tersebut, misalnya setelah shalat lima waktu, adalah menyelisihi ajaran Nabi, bahkan sebagian ulama menghukuminya sebagai perbuatan bid’ah[9]. Di antara para ulama yang melarang perbuatan tersebut adalah al-’Izz bin ‘Abdussalam, Ibnu Hajar al-Haitami asy-Syafi’i, Quthbuddin bin ‘Ala-uddin al-Makki al-Hanafi, al-Laknawi dan lain-lain[10].
  4. Adapun berjabat tangan setelah shalat bagi dua orang yang baru bertemu pada waktu itu (setelah shalat lima waktu, pen), maka ini dianjurkan, karena niat keduanya adalah berjabat tangan karena bertemu dan bukan karena shalat[11].
  5. Mencium tangan seorang guru/ustadz ketika bertemu dengannya adalah diperbolehkan, berdasarkan beberapa hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan perbuatan beberapa orang sahabat radhiyallahu ‘anhum. Akan tetapi kebolehan tersebut harus memenuhi beberapa syarat, yaitu:
    (a) Tidak menjadikan hal itu sebagai kebiasaan, karena para sahabat radhiyallahu ‘anhum sendiri tidak sering melakukannya kepada Rasuluillah shallallahu ‘alaihi wa sallam, terlebih lagi jika hal itu dilakukan untuk tujuan mencari berkah dengan mencium tangan sang guru.
    (b) Perbuatan itu tidak menjadikan sang guru menjadi sombong dan merasa dirinya besar di hadapan orang lain, seperti yang sering terjadi saat ini.
    (c) Jangan sampai hal itu menjadikan kita meninggalkan sunnah yang lebih utama dan lebih dianjurkan ketika bertemu, yaitu berjabat tangan, sebagaimana keterangan di atas[12].
***
Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, M.A.

http://www.camar.web.id/~islami/siraman-rohani/keutamaan-berjabat-tangan-sesama-muslim-menghapus-dosa

Doa Penutup Majelis Menghapus Dosa Majelis

OlehIhsan Tandjung
Salah satu ciri utama orang bertaqwa ialah semangatnya untuk memohon ampun kepada Allah. Ia sangat menyadari jika dirinya sebagaimana manusia lainnya tidak luput dari dosa dan kesalahan. Maka Muttaqin senantiasa mencari jalan untuk selalu diampuni segenap dosanya oleh Allah. Bila ia tahu ada suatu amal-perbuatan yang dapat menghapus dosanya maka dengan segera ia akan kerjakan bila ia sanggup.


“Dan (Muttaqin juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS Ali Imran ayat 135)

Bila manusia sedang berkumpul biasanya mereka tidak lepas dari pembicaraan satu sama lain. Setiap kali manusia berkumpul lalu terlibat dalam suatu pembicaraan maka itu merupakan sebuah majelis. Setiap kali orang berkumpul banyak sekali hal yang bisa mereka bicarakan. Pembicaraan bisa berkisar dari hal-hal bermanfaat hingga hal-hal yang tidak bermanfaat.
Islam sebagai ajaran yang bersumber dari Allah Yang Maha Tahu dan Maha Mendengar sangat memperhatikan masalah majelis. Islam tidak membenarkan sekumpulan orang terlibat dalam pembicaraan yang sia-sia apalagi mengandung dusta dan kebatilan. Sehingga Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengkaitkan masalah kualitas pembicaraan seseorang dengan keimanan kepada Allah dan Hari Akhir.
http://ics1.volantis.com/ics/map/vqznOUE6WenjqEy5wE_70g
Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Barangsiapa beriman kpd Allah dan Hari Akhir hendaklah bicara yang baik atau diam.” (HR Bukhari-Muslim)
Dalam suatu kesempatan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam memberi nasihat sorang sahabat mengenai pentingnya menjaga lisan dari perkataan yang sia-sia apalagi munkar.

Dari Sufyan Abdullah Ats-Tsaqafy radhiyallahu ’anhu ia berkata: ”Aku berkata: “Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang harus aku pelihara.” Beliau menjawab: “Katakanlah: ‘Rabbku Allah kemudian beristiqamahlah’.” Aku kembali bertanya: “Ya Rasulullah, apa yang engkau paling khawatirkan terhadap diriku?” Beliau lalu memegang lidahnya sendiri dan bersabda: “Ini (lisan)”. (HR Tirmidzi 2334)

Oleh sebab itu Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengajarkan ummatnya agar senantiasa mengakhiri setiap majelis –apapun bentuk majelisnya- dengan membaca do’a kaffaratul-majelis atau do’a penutup majelis. Sebab dengan demikian maka dosa-dosa pembicaraan yang dilakukan –sengaja maupun tidak- di dalam majelis tersebut akan dihapus oleh Allah melalui do’a tersebut.

Dari Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu ’anhu ia berkata: “Jika Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam hendak bangun dari suatu majelis beliau membaca: Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika “Maha Suci Engkau ya Allah dan segala puji bagiMu, aku bersaksi bahwa tiada ilah selain Engkau aku mohon ampun dan bertaubat kepadaMu". Seorang sahabat berkata: “Ya Rasulullah, engkau telah membaca bacaan yang dahulu tidak biasa engkau baca?” Beliau menjawab: “Itu sebagai penebus dosa yang terjadi dalam sebuah majelis.” (HR Abu Dawud 4217)
http://eramuslim.ubik.net/suara-langit/ringan-berbobot/cetak/doa-penutup-majelis-menghapus-dosa-majelis


Ramadhan: Obral Pahala, Hapus Dosa


Kebanyakan remaja putri sering ngerasa gelisah bin uring-uringan pas mau dateng bulan. Malahan sampe ada yang minum kiranti atau feminax. Tapi untuk bulan yang satu ini, kayaknya nggak perlu deh uring-uringan. Apalagi sampe grasak-grusuk nyari obat. Justru kita kudu sambut dengan gembira kedatangan bulan yang satu ini. Nggak cuma buat anak cewek, tapi untuk semua-mua. Remaja-remaji, tua-muda, kakek-nenek, pedagang-pembeli, baik pengemis maupun selebritis. Karena di bulan ini bakal ada obral gede-gedean. Suer!
Asli. Kita nggak bo’ong. Di bulan Ramadhan yang udah di pelupuk mata itu, kita temui bakal ada obral pahala gede-gedean yang jadi ciri khas bulan mulia ini. Coba bayangin, di bulan suci ini pahala kebaikan kita akan dilipatgandakan. Kalo kita ngerjain ibadah sunnah, dapet pahala ibadah wajib. Sedangkan pahala ibadah wajib, dilipatgandakan sampe 700 kali dari biasanya.
Udah gitu, puasa ramadhan dijanjikan Allah akan menghapus dosa-dosa kita yang lalu. Dan di sepuluh malam terakhir bulan ini ada �door prize’ spesial, lailatul qadar. Yang lebih baik dari seribu bulan. Tuh, gimana nggak seneng coba? Makanya jagain yuk!
So, nggak baik kalo cuma bengong setelah baca tulisan ini. Buruan, jangan sampe ketinggalan. Selagi masih ada waktu, segera persiapkan diri kita untuk menyambut datangnya bulan mulia yang cuman satu bulan dalam setahun. Iiih…..jadi nggak sabaran pengen cepet-cepet hari-’H’, jam-’J’, dan detik-’D’!
Bekal yang kudu kita siapkan
Sobat muda muslim, rugi abis deh kalo kita ngerasa nggak ada yang istimewa di bulan ramadhan. Soalnya cuma di bulan ini banyak pahala yang dilipatgandakan untuk setiap kebaikan dan banyak dosa yang diampuni. Makanya pantas banget kan kalo setiap detik di bulan Ramadhan ini kita isi dengan beramal sholeh. Karena itu banyak yang kudu kita persiapkan: fisik, mental, dan ilmu. Catet ya!
Persiapan fisik. Nggak salah kan kalo banyak aktivitas ibadah di bulan ramadhan ini yang menyita tenaga kita lebih banyak. Setiap hari mulai dari terbit fajar sampe terbenam matahari. Sementara siangnya kita juga tetep harus beraktivitas seperti biasanya. Ya kerja, kuliah, atau sekolah. Belum lagi aktivitas ibadahnya. Shalat tarawih yang rakaatnya banyak, tilawah quran, silaturahmi ke sodara, ikut sanlat atau kajian Islam, dsb. Pokoknya bejibun deh. Itu sebabnya, jangan sampe deh, mentang-mentang puasa kita jadi nggak produktif.
Biar nggak gempor, fisik kita bisa dilatih dengan berolahraga kaya jjs alias jalan-jalan shubuh. Tapi mohon dengan hormat untuk tidak ada acara campur-baur cewek-cowok lho. Selain olahraga, istirahat yang cukup juga kudu terpenuhi.
Tapi juga jangan berlebihan. Mentang-mentang tidurnya orang puasa dapet pahala, seharian tidur mulu. Ih, malu dong ama sang mentari yang melek terus.?  Nah lho. Jadi kudu ati-ati tuh.
Persiapan mental. Ini nih yang rada-rada susah. Banyak dari kita yang gagal dalam menahan hawa nafsu. Kita kudu pandai-pandai mengendalikan diri. Meski digodain ama adek kita yang asyik jilatin es krim conello rasa capucino di tengah terik panas siang hari, tapi kita tetep tahan godaan.
Oya, buat teman cewek, hati-hati lho. Fakta menunjukkan banyak kaum hawa yang mulutnya puasa dari lapar dan haus, tapi nggak untuk urusan gosip…gosip…gosiiip…. Jadi IWAPI lho, alias Ikatan Wanita Penyebar Isu.
Puasa kamu memang nggak batal dengan ngegosip, tapi pahalanya bisa berkurang karena ngomongin kejelekan orang lain alias ghibah. Nah, biar kita nggak gampang tergoda, alihkan perhatian kita dengan ikut kegiatan keislaman yang marak di bulan ini. Selain dapet pahala, bisa mengalihkan kita dari hal-hal yang memancing nafsu kita. Tul nggak?
Oya, kamu juga kudu persiapan ilmu, lho. Kita khawatir banget kalo aktivitas kita di bulan ramadhan ternyata sia-sia kalo nggak tahu ilmunya. Niatnya amal sholeh, malahan jadi amal salah. Berabe khan. Makanya jangan bosen bin bete ngikutin acara-acara pengajian atau sanlat. Banyak ilmu bermanfaat yang bisa kita peroleh. Kita jadi tahu rambu-rambu dalam berpuasa. Ada hal-hal yang membatalkan puasa, tapi nggak sedikit yang hanya membatalkan pahala puasanya aja.
Dan yang terakhir, rasanya plong jika kita masuki bulan Ramadhan dengan hati bersih dan lapang. Alangkah mulianya jika menjelang Ramadhan kita minta maaf kepada orangtua. Minta ampunan jika telah berbuat durhaka kepada mereka. Saling memaafkan juga berlaku buat temen-temen kita. Sudah siap? Tariik maaang!
Ladang pahala
Sobat muda muslim, meski secara fisik kita diwajibkan untuk menahan rasa lapar dan haus, plus menghindari perbuatan maksiat, namun bukan berarti kita juga kudu puasa dari aktivitas amal shaleh. Mulut boleh istirahat dari mengunyah makanan seharian, tenggorokan boleh kering, perut boleh keroncongan menahan lapar, tapi semangat untuk beraktivtas mulia kudu tetap menyala. Banyak ladang pahala selain shaum yang bisa kita peroleh di bulan puasa.
Ba’da shalat shubuh, di sela-sela waktu senggang kita di siang hari, atau ba’da shalat malam bisa kita isi dengan tilawah quran.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru, bahwa sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda: “Shaum dan Quran itu memintakan syafaat seseorang hamba di hari Kiamat nanti. Shaum berkata : Wahai Rabbku,aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Dan berkata pula al-Quran : Wahai Rabbku aku telah mencegah dia tidur di malam hari (karena membacaku), maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Maka keduanya diberi hak untuk memintakan syafaat.� ( HR Ahmad, Hadits Hasan)
Nah, kita bisa tuh selalu menyediakan al-Quran kecil di tas, di atas meja belajar, atau di kamar kita. Biar gampang nyari kalo mau baca. Bukan buat dipelototin. Apalagi cuma pajangan.
Kurang lengkap rasanya kalo menjalankan kewajiban puasa tanpa diikuti dengan shalat tarawih di malam harinya. Banyak keutamaan yang bisa diperoleh dengan shalat tarawih. Mulai dari pengampunan dosa sampai Allah permudah jalannya menuju surga. Maka selain puasanya harus full, tarawihnya juga jangan sampai berlubang. Di sepuluh malam terakhir kita bisa ber-’itikaf yakni berdiam diri di masjid dengan niat beribadah pada Allah Swt.
Atau bisa juga kita ngadain buka bersama, aksi sosial pemberian pakaian bekas, atau bazaar sembako murah meriah. Lebih oke lagi kalo kita mengadakan sanlat. Baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar rumah. Kapan lagi orang punya semangat beribadah selain di bulan penuh berkah ini. Betul?
Oke deh sobat. Kayaknya nggak pantes deh kalo kita cuma melewatkan hari-hari di bulan suci dengan nongkrong di pinggir jalan, seharian main gim, halma, monopoli, catur, karambol atau kegiatan lain yang miskin nilai ibadahnya. Moga puasa semua kita berkah. Memanen pahala, menghapus dosa. Berangkaaat. [hafidz]
Box:
Khotbah Rasulullah Menjelang Ramadhan
Untuk menambah semangat kita dalam menjalankan ibadah puasa, coba simak hadis yang cukup panjang berikut yang berisi khotbah Rasulullah saw. menjelang bulan Ramadhan. Khotbah ini diriwayatkan Imam Ali r.a:
“Wahai manusia, sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah yang membawa berkah, rahmat, dan maghfirah, bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama, malam-malam di bulan Ramadhan adalah malam-malam yang paling utama, jam demi jamnya adalah jam yang paling utama.
“Inilah bulan yang ketika engkau diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Pada bulan ini napasmu menjadi tasbih, tidurmu menjadi ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah, Rab-mu dengan hati yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan saum dan membaca kitab-Nya. Sungguh celakalah orang yang tidak mendapatkan ampunan Allah pada bulan yang agung ini.
“Kenanglah rasa lapar dan hausmu sebagaimana kelaparan dan kehausan pada hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakan orangtuamu. Sayangilah yang muda. Sambungkanlah tali persaudaraan. Jaga lidahmu. Tahan pandangan dari apa yang tidak halal kamu memandangnya. Dan tahan pula pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarkannya.
“Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi makan untuk berbuka kepada kaum mukmin yang melaksanakan saum di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. Para sahabat bertanya, �Kami semua tidak akan mampu berbuat demikian.’ Lalu Rasulullah melanjutkan khotbahnya. Jagalah diri kalian dari api neraka walau hanya dengan sebiji kurma. Jagalah diri kalian dari api neraka walau hanya dengan setitik air.
“Wahai manusia! Barang siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini, dia akan berhasil melewati shiraatalmustaqim, pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Barang siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya dan membantunya di bulan ini, maka Allah akan meringankan pemeriksaannya di hari kiamat.
“Barang siapa yang menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murkanya pada hari dia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa yang memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya di hari berjumpa dengan-Nya, dan barang siapa yang menyambungkan tali silaturahmi di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari dia berjumpa dengan-Nya. Dan barang siapa yang memutuskan silaturahmi di bulan ini, Allah akan memutuskan dia dari rahmat-Nya.
“Siapa yang melakukan salat sunat di bulan Ramadhan, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barang siapa yang melakukan salat fardu, baginya ganjaran seperti 70 salat fardu di bulan yang lain.
“Barang siapa yang memperbanyak salawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barang siapa yang pada bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama dengan mengkhatamkan Al-Quran di bulan-bulan yang lain.
Lalu Amirulmukminin Ali bin Abi Thalib berdiri dan berkata: �Ya Rasulullah, amal apa yang paling utama di bulan ini.’ Rasul yang mulia menjawab, �Ya Abul Hasan, amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah Swt.

Termasuk bentuk kemurahan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada kita adalah, Dia mensyari’atkan kepada kita sebagian amalam-amalan yang dapat menghapuskan dosa dan kesalahan. Dan sebagiannya telah datang dalam Al-Quran dan yang lainnya dalam as-Sunnahm Imam al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah telah menulis sbuah kitab dengan judul “Ma’rifatul Khishaal Mukaffiratu adz-Dzunub al-Muqaddamah Wa al-Muakhkharah” yang artinya “Mengetahui Penghapus-Penghapus Dosa Yang Lalu dan Yang Akan Datang” dan kami telah meringkas perkara-perkara tersebut dari kitab ini dan selainnya yang membahas tema yang sama yaiut tentang hal-hal yang bisa menghapuskan dosa. Kami meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan Asmaul Husna dan Sifatnya yang tinggi agar memberikan manfaat kepada kami dan kepada seluruh kaum muslimin dengan apa-apa yang ada di dalamnya. Dan berikut ini sebagian amalan yang dapat menghapuskan dosa:

1.Menyempurnakan wudhu dan berjalan menuju masjid

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

ألا أدلكم على ما يمحو الله به الخطايا ويرفع به الدرجات قالوا بلى يا رسول الله قال إسباغ الوضوء على المكاره وكثرة الخطا إلى المساجد وانتظار الصلاة بعد الصلاة فذلكم الرباط فذلكم الرباط فذلكم الرباط

رواه مالك ومسلم والترمذي والنسائي وابن ماجه بمعناه
“Apakah kalian mau aku tunjukkan sesuatu dengannya Allah menghapuskan dosa dan ,meningkatkan derajat?” mereka berkata:’Tentu wahai Rasulullah ‘. Beliau menjawab:”Sempurnakanlah wudhu walaupun dalam kondisi tidak menyenangkan, memperbanyak langkah menuju masjid dan menunggu shalat setelah shalat, maka itu adalah ribath, itu adalah ribath, itu adalah ribath (berjaga-jaga di daerah perbatasan musuh)” (Dtrtwayatkan oleh Imam Malik, Muslim, at-Tirmidzi dll. Lihat Shahih at-Targhib wa at-Tarhiib 185)

2.Puasa hari ‘Arafah dan ‘Asyuraa’
صيام يوم عرفة إني أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله و السنة التي بعده و صيام يوم عاشوراء إني أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله .
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:”Puasa hari ‘Arafah, aku berharap kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala hal itu menghapuskan satu tahun sebelumnya dan sesudahnya, dan puasa ‘Asyuraa’ aku berharap kepada Allah hal itu menghapuskan satu tahun sebelumnya” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi. Lihat Shahih al-Jaami’)

3. Shalat malam di bulan Ramadhan
من قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه رواه البخاري ومسلم وأبو داود والترمذي والنسائي
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:”Barang siapa yang, ,menghidupkan ramadhan (shalat di malamnya), diampuni dosanya yang telah lalu”. (HR. al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan an-Nasaai)

4. Haji mabrur


قال رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول من حج فلم يرفث ولم يفسق رجع من ذنوبه كيوم ولدته أمه رواه البخاري وغيره
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:”Barang siapa yang berhaji dan dia tidak berbuat rafats (hubungan suami istri) dan tidak berbuat kefasikan maka kembali dari dosanya seperti hari ketika dilahirkan oleh ibunya”.(HR.al-Bukhari dan lainnya)
Dan Rasulullah shallahu 'alaihi wasalam juga bersabda:
الحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة رواه أحمد والطبراني في الأوسط صحيح الجامع (3170)
”Haji mabrur tidak ada balasannya melainkan surga”.(HR. Imam Ahmad dan ath-Thabrani. Shahihul Jami; (3170))

5. Memaafkan (menghapus atau memberi tempo) orang yang berhutang dan bangkrut

Dari Abu Hurairah berkata:
عن النبي صلى الله عليه و سلم قال ( كان تاجر يداين الناس فإذا رأى معسرا قال لفتيانه تجاوزوا عنه لعل الله يتجاوز عنا فتجاوز الله عنه ) رواه البخاري فتح الباري(4/309)
Dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:”Dahulu ada seorang pedagang yang memberikan hutang kepada manusia (para pembeli), apabila dia melihat mereka kesusahan dalam membayarnya dia berkata kepada pembantunya:’Maafkanlah dia (hapuskam atau tangguhkan hutangnya), semoga Allah kelak akan memaafkan kita. Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala memaafkannya”.(HR Imam al-Bukhari. Fathul Bari 4/309)

6. Mengikuti/menyusul keburukan dengan kebaikan

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (artinya):

”Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu menghapuskan keburukan”. (QS.Huud: 114)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
7 - اتق الله حيثما كنت و أتبع السيئة الحسنة تمحها و خالق الناس بخلق حسن . ( حسن ) انظر حديث رقم : 97 في صحيح الجامع .
”Bertaqwalah kepada Allah di mana pun engkau berada, dan ikutilah/susullah perbuatan buruj dengan kebaikanm, nisscaya dia (kebaikan) akan menghapuskannya, dan pergaulilah manusia dengan akhlaq yang terpuji”.(hadits hasan. Lihat hadits ke 97 dalam Shahihul Jami’)

7.Menybarkan salam dan mempebagus ucapan,Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" إن من موجبات المغفرة بذل السلام و حسن الكلام " .رواه الخرائطي في " مكارم الأخلاق وصححه الألباني في " السلسلة الصحيحة " 1935
”Sesungguhnya yang termasuk sebab pengampunan adalah menyebarkan salam dan baik dalam perkataan”.(HR.al-Kharaaithy dalam Makarimul Akhlaq. Dishahihkan oleh al-Albani dalam Silsilah ash-Shahihah 1935)

8. Sabar ketika mendapatkan ujian,Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" إن الله تعالى يقول : إذا ابتليت عبدا من عبادي مؤمنا ، فحمدني و صبر على ما ابتليته به ، فإنه يقوم من مضجعه ذلك كيوم ولدته أمه من الخطايا ، و يقول الرب للحفظة : إني أنا قيدت عبدي هذا و ابتليته ، فأجروا له من الأجر ماكنتم تجرون له قبل ذلك و هو صحيح " . أخرجه أحمد ( 4 / 123 ) وحسنه الألباني في " السلسلة الصحيحة "144
”Sesungguhnnya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:”Apabila Aku menguji salah seorang hambaku dari hamba-hamba-Ku yang beriman, lalu dia memuji-Ku dan bersabar terhadap ujian yang menimpanya, maka dia bangkit dari pembaringannya seperti ketika dia baru dilahirkan oleh ibunya (bersih) dari dosa. Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman kepada para Malaikat penjaga:”Aku telah mengikat hamba-Ku ini dan telah mengujinya, maka tulislah baginya pahala sebagaimana kalian menulisnya sebelum itu ketika dia sehat”.(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad 4/123 dan dihasankan oleh al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah 144)

9.Menjaga Shalat lima waktu, sholat Jum’at dan puasa Ramadhan,Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ.
”Shalat lima waktu, (dari) shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya, Ramadhan ke Ramadhan berikutnya adalah penghapus dosa di antara keduanya, selama dosa besar dijauhi”.(HR. Imam Muslim)

10. Menyempurnakan wudhu
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ –صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ – أَوِ الْمُؤْمِنُ – فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مَعَ الْمَاءِ – أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ – فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ كَانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ الْمَاءِ – أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ – فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلاَهُ مَعَ الْمَاءِ – أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ – حَتَّى يَخْرُجَ نَقِيًّا مِنَ الذُّنُوبِ ».
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:”Apabila seorang muslim atau mukmin berwudhu, maka ketika membasuh wajahnya keluar dari wajahnya dosa yang dia lihat dengan matanya bersama air wudhu atau tetesan air terakhir. Apabila membasuh kedua tangannya, maka keluarlah dari setiap tangannya dosa yang dia lakukan dengan tangannya bersama air atau air tetesan terakhir. Apabila membasuh kedua kakinya, maka keluarlah dari tiap-tiap kakinya dosa yang dia tempuh dengan kakinya bersama air atau air tetesan terakhir”.(Syarah Shahih Musllim oleh Imam Nawawi rahimahullah)

11.Membaca dzikir-dzikir penhapus dosa,
a.Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya dari Sa’d bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam , beliau bersabda:

« مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ الْمُؤَذِّنَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا. غُفِرَ لَهُ ذَنْبُهُ ».
”Barang siapa yang ketika mendengar adzan membaca:


أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا
maka akan diampuni dosanya.(Syarah Shahih Muslim oleh Imam Nawawi 4/331)
Dan barang siapa yang membaca:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
dalam sehari 100 kali, dihapuskan kesalahannya walaupun seperti buih di lautan. (HR. al-Bukhari dan Muslim. Syarah Shahih Muslim oleh Imam Nawawi 17/20)

Dan dalam Shahih Muslim juga dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
« مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ فَتِلْكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ ».
“Barang siapa yang bertasbih selesai shalat 33 kali, bertahmid 33 kali, bertakbir 33 kali maka itu 99 kali dan menggenapkannya seratus dengan kalimat:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
diampunilah dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di laut.”(Syarah Shahih Muslim oleh Imam Nawawi 5/99)
Dari Mu’adz bin Anas (dari bapaknya) radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:”Barang siapa yang makan lalu membaca:
الحمد لله الذي أطعمني هذا ورزقنيه من غير حول مني ولا قوة
(Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan aku dan memberi rizki tanpa daya dan kekuatanku), diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR.at-Tirmidzi, dihasankan oleh al-Albani rahimahullah)
Dan barang siapa yang memakai pakaian lalu membaca:
لحمد لله الذي كساني هذا و رزقنيه من غير حول مني و لا قوة
(Segala puji bagi Allah yang telah memberi pakaian kepadaaku dan memberi rizki tanpa daya dan kekuatanku), diampuni dosanya yang telah lalu.”(HR.Abu Dawud, dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud)

12.Adzan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


إن المؤذن يغفر له مدى صوته
”Sesungguhnya muadzin diampuni dosanya sejauh mana suaranya”.(hasan, diriwayatkan oleh Imam Ahamad di dalam musnadnya. Lihat Shahihul Jami’)
13.Shalat, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


أرأيتم لو أن نهرا بباب أحدكم يغتسل منه كل يوم خمس مرات هل يبقى من درنه شيء ؟ قالوا لا يبقى من درنه شيء قال فذلك مثل الصلوات الخمس يمحو الله بهن الخطايا
”Apa pendapat kalian sekiranya ada sungai di depan pintu salah seorang di antara kalian, dia mandi setiap hari 5 kali, apakah tersisa kotorannya?Mereka (para Sahabat) berkata:”Tidak tersisa dari kotorannya sedikit pun.”Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:”itu seperti shalat lima waktu, Allah menghapuskan dosa-dosa dengannya.”(HR.al-Bukihari dan Muslim. Lihat Fathul Bari 2/11)
14.Berjalan untuk shalat ke masjid, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
( صلاة الرجل في الجماعة تضعف على صلاته في بيته وفي سوقه خمسة وعشرين ضعفا وذلك أنه إذا توضأ فأحسن الوضوء ثم خرج إلى المسجد لا يخرجه إلا الصلاة لم يخط خطوة إلا رفعت له بها درجة وحط عنه بها خطيئة فإذا صلى لم تزل الملائكة تصلي عليه ما دام في مصلاه اللهم صل عليه اللهم ارحمه ولا يزال أحدكم في صلاة ما انتظر الصلاة )
”Shalatnya seorang laki-laki bersama jama’ah (di masjid). Dilipat gandakan dari shalatnya di rumahnya, di pasarnya 25 kali lipat, hal itu apabila dia berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, lalu keluar menuju masjid, tidaklah dia keluar kecuali untuk shalat, maka tidaklah dia melangkahkan kakinya satu langkah kecuali dinaikkan untuknya satu derajat, dan dihapuskan darinya satu kesalahan. Apabila selsai shalat maka para Malaikat terus-menerus mendoakannya selama dia berad di tempat shalatnya dengan doa: اللهم صل عليه اللهم ارحمهdan salah seorang di antara kalian berada dalam shala tselama menunggu shalat.(HR.al-Bukhari dan Muslim)
[
b]Bertepatan ucapan “Aamiin” nya dengan amiin malaikat, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
: ( إذا قال الإمام { غير المغضوب عليهم ولا الضالين } . فقولوا آمين فإنه من وافق قوله قول الملائكة غفر له ما تقدم من ذنبه
p[]“Apabila imam menucapkan { غير المغضوب عليهم ولا الضالين }, maka ucapkanlah aamiin, karena barang siapa yan amiinya bertepatan dengan aamiinnya Malaikat maka diampuni dosanya yang telah lalu.”(HR. al-Bukhari dan Muslim. Lihat Fathul Bari 2/266)

Dan masih banyak lagi penghapus-penghapus dosa yang lain, seperti ahalat malam. Jihad di jalan Allah, sedekah, telah mendapatkan hukuman had di dunia dan lain-lain.Wallahu A’lam

No comments:

Post a Comment