Arah
Selatan : 1. Jika dari Purworejo/Kebumen
ambil jalur lewat Borobudur
2. Saat sampai pertigaan
ambil kanan/kiri sama saja
3. Jika ambil kanan
lewat Muntilan nanti ikuti jalan menuju Ketep Pass belok kanan
4. Jika ambil kiri ikuti
jalan, sampai di persimpangan ambil kanan ikuti jalan menuju arah
Ketep Pass belok kiri.
5.
Ikuti jalur, jika sampai di Pertigaan ambil kanan menuju arah Boyolali ( jalur
alternative ) namun jalan menuju New Selo agak rusak dan berpasir
6.
Lurus terus sampai di daerah Boyolali dan lihat papan penunjuk arah menuju base
camp New Selo dan belok ke kanan. Nanti akan ada petugas TNGM yang berjaga
disitu.
PERJALANAN
MENUJU PUNCAK MERAPI
Saya
berangkat dari rumah sekitar pukul 10.00 pagi ( dari Purworejo ) dan sampai di
base camp New Selo sekitar pukul 12.00. saya hanya bertiga dengan teman saya
saat mendaki merapi. saya ( Tahta ) Eko dan Ozi memutuskan untuk mengisi perut
terlebih dahulu supaya lebih bertenaga untuk mendaki. Di base came ada warung
yang menyediakan nasi rames. Setelah kami makan dan packing barang kami
memutuskan untuk berangkat mendaki. Tak lupa berdoa dulu sebelum berangkat.
Kami berangkat pada pukul 13.00
Trek pertama yang harus kami hadapi
adalah jalan beraspal menuju gardu pandang New Selo. Disana juga sebagai tempat
rekreasi untuk menikmati pemandangan gunung merbabu yang indah. Setelah sampai
di gardu pandang kami bertemu dengan pendaki asal Semarang yang bernama Paijo
dan Agus mereka hanya 2 orang dan kami memutuskan untuk bersama mereka menuju
puncak merapi. Lalu jalan setapak telah menghadang kami menuju pos bayangan 1
yang di papan penunjuk hanya sekitar 1 jam. Kami melewati perkebunan warga dan
sesekali saya menengok ke belakang untuk melihat gunung merbabu yang indah nan
megah. Kami berjalan sambil bercanda karena Mas Paijo sesekali menggoda pendaki
cewek yang di temuinya. Akhirnya kami sampai di pos bayangan 1 yang merupakan
pintu masuk menuju puncak gunung merapi. Kami beristirahat sebentar sembari
makan permen dan menunggu Mas Paijo menghabiskan rokoknya.
Setelah rokok Mas Paijo habis kami
melanjutkan perjalanan. Mulai dari pos bayangan ini banyak sekali jalan cabang
namun semua jalan ini menuju 1 arah yang sama dan tak mungkin menyesatkan. Kami
memutuskan untuk melewati jalur alternative lewat bebatuan yang terjal dengan
kemiringan sekitar 50 derajat. Jika lewat jalur arah kiri maka akan melewati
jalur kartini. Kenapa disebut jalur kartini? Kenapa tidak disebut jalur
Diponegoro atau Sudirman? Mungkin karena dulu Ibu Kartini pernah lewat situ
jadi dinamakan Jalur Kartini he he he he. Tapi kalo penasaran tanyakan saja
pada petugas TNGM saja karena saya tidak tau he he he.
Kami
berhasil melewati jalan berbatu tersebut dan sampai di Pos 1 sekitar pukul
14.30 dan kami memutuskan untuk beristirahat sebentar sambil minum dan Mas
Paijo kembali merokok. Setelah Mas Paijo selesai menghembuskan rokok
terakhirnya kami melanjutkan menuju Pos 2 yang kira-kira 45 menit berjalan.
Kami kembali melewati jalan berbatu yang curam dan menantang. Namun saya
menikmatinya karena inilah jalur pendakian yang saya idamkan selama ini.
Kami
sampai di batas vegetasi di pos 2, trek berpasir dan berbatu mulai menghadang
kami. Kami mulai melewati pasir yang benar benar harus berhati-hati untuk
menginjaknya karena jika salah langkah maka akan membahayakan orang yang berada
dibawah kita. Dan kami berhenti sebentar sembari melihat arah puncak merapi
yang semakin dekat dengan kami.
Kami
melanjutkan perjalanan untuk menuju pos terakhir yaitu pasar bubrah. Saya
melihat pos pasar bubrah yang sangat luas dan hanya hamparan batu dan batu saja
yang saya lihat. Sungguh ciptaan Allah SWT yang sangat indah sekali. Kemudian
kami mulai mencari tempat yang ideal untuk mendirikan tenda dan kami memutuskan
untuk mendirikan tenda di dekat batu besar yang cukup enak disana karena tidak
terkena angin langsung dan melihat sunset dari balik bukit kecil. Setelah
bongkar isi tas kami memutuskan untuk tidur walaupun masih jam 5, karena kami
sangat lelah dan akhirnya saya tertidur dengan lelapnya. Saya terbangun sekitar
pukul 9 malam karena punggung saya pegal karena dibawah tempatku tidur ada batu
yang mengganjal. Lalu saya bangun dan masak namun kedua teman saya masih
terlelap tertidur. Setelah selesai masak teman-teman saya bangun dan bergabung
makan. Setelah selesai makan kami begadang sambil menunggu sunrise.
Setelah
sunrise terlihat kami mulai menuju puncak merapi. Trek yang kami lewati adalah
pasir yang jika diinjak pasir itu akan melorot dan itu membuat kami kesulitan
untuk berjalan. Setelah rintangan pertama dapat dilalui rintangan yang tak
kalah berat telah menghadang kami yaitu bebatuan yang curam dan besar-besar.
Disana kami bertemu Paijo dan Agus yang terlebih dulu sampai puncak.
Namun Paijo dan Agus menceritakan
bahwa mereka melihat saya dan Ozi telah berada di puncak dan bersama mereka
dipuncak dan itu membuat saya terheran-heran padahal kami tidak bersama Agus
dan Paijo saat menuju puncak. Itulah keanehan yang masih menjadi misteri bagi
saya.
Kami
lanjut dan Alhamdulillah kami sampai di puncak merapi. Terimakasih Ya Allah
atas kemudahan dan kelancaran kami untuk berada di gunung teraktif di dunia
ini. Tak lupa kami mengabadikan momen ini supaya bisa dikenang.
Setelah puas kami mulai turun
sekitar pukul 8.00 dan melewati jalur berpasir yang sangat mengasyikkan. Namun
sepatu saya penuh dengan pasir dan membuat jari kaki saya lecet. Kami sampai di
tenda lagi dan tiduran sebentar sebelum turun. Agus dan Paijo memutuskan untuk
turun dulu dan setelah setengah jam kami menyusul mereka dan kami bertemu
mereka kembali di pos 1 dan beristirahat sembari menunggu Mas Paijo
menghabiskan rokoknya. Setelah lelah kami hilang, kami turun menuju base camp
New Selo dan Alhamdulillah kami selamat kembali sampai rumah.
Tujuan
mendaki gunung itu bukan puncak melainkan kembali ke rumah dengan selamat.
Sekian cerita saya dan
terimakasih
No comments:
Post a Comment