Friday, 10 March 2017

Makalah kelemahan ideologi liberalisme komunisme dan pancasila


MAKALAH

KELEMAHAN IDEOLOGI LIBERALISME, KOMUNISME, PANCASILA




DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD IRFAN
TAHTA MAHATIDANA HARDIAN
KHAFIDHOTUL KHASANAH
MUHAMMAD ARIFIN



UNIVERSITAS TIDAR


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
2016/2017





BAB 1
PENDAHULUAN


LATAR BELAKANG
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat.

Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.

 RUMUSAN MASALAH

Apa itu ideologi?
Apa yang dimaksud dengan  ideologi liberalisme, komunisme, pancasila ?
Apa kelemahan  ideologi liberalisme, komunisme, pancasila ?

TUJUAN
Mengetahui definisi ideologi
Mengetahui definisi Ideologi Liberalisme, komunisme, pancasila
Mengetahui kelemahan ideologi liberalisme, komunisme, pancasila

















BAB 2

PEMBAHASAN


PENGERTIAN IDEOLOGI
Istilah ideologi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua kata, yaitu idea dan logi. Ideaberarti melihat(idean), sedangkan logi berasal dari kata logos yang berarti pengetahuan atau teori. Jadi, ideologi dapat diartikan hasil penemuan dalam pikiran yang berupa pengetahuan atau teori. Ideologi dapat juga diartikan suatu kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas, pendapat (kejadian) yang memberikan arah tujuan untuk kelangsungan hidup.Ideologi terbagi mencadi dua,yaitu ideologi Terbuka dan Ideolgi tertutp,perbedaan ideologi terbuka dan tertutup ini sangat mencolok,sehingga dapat dengan mudah dikelompokkan.
Sehingga dalam Konteks definisi ideologi inilah tanpa memandang sumber dari konsepsi Ideologi, maka Islam adalah agama yang mempunyai kualifikasi sebagai Ideologi dengan padanan dari arti kata Mabda’ dalam konteks bahasa arab.
Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati hanya ada tiga ideologi (mabda’). Yaitu Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme, dan Islam. Untuk saat ini dua mabda pertama, masing-masing diemban oleh satu atau beberapa negara. Sedangkan mabda yang ketiga yaitu Islam, saat ini tidak diemban oleh satu negarapun, melainkan diemban oleh individu-individu dalam masyarakat. Sekalipun demikian, mabda ini tetap ada di seluruh penjuru dunia.
Sumber konsepsi ideologi kapitalisme dan Sosialisme berasal dari buatan akal manusia, sedangkan Islam berasal dari wahyu Allah SWT (hukum syara’).
Ibnu Sina mengemukakan masalah tentang ideologi dalam Kitab-nya "Najat", dia berkata:
"Nabi dan penjelas hukum Tuhan serta ideologi jauh lebih dibutuhkan bagi kesinambungan ras manusia, dan bagi pencapaian manusia akan kesempurnaan eksistensi manusiawinya, ketimbang tumbuhnya alis mata, lekuk tapak kakinya, atau hal-hal lain seperti itu, yang paling banter bermanfaat bagi kesinambungan ras manusia, namun tidak perlu sekali."









Ada beberapa istilah ideology menurut beberapa para ahli yaitu:

Destut De Traacy :
Istilah ideology pertama kali dikemukakan oleh destut de Tracy tahun 1796 yang berarti suatu program yang diharapkan dapat membawa suatu perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.

     B. Ramlan Surbakti membagi dalam dua pengertian yakni :
1. Ideologi secara fungsional : seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan Negara yag dianggap paling baik.
2. Ideologi secara structural : suatu system pembenaran seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.




































IDEOLOGI LIBERALISME

Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu.  Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas.
Ada tiga hal yang mendasar dari Ideolog Liberalisme yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property). Dibawah ini, adalah nilai-nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi:
Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being). Bahwa manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala bidang kehidupan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun karena kualitas manusia yang berbeda-beda, sehingga dalam menggunakan persamaan kesempatan itu akan berlainan tergantung kepada kemampuannya masing-masing. Terlepas dari itu semua, hal ini (persamaan kesempatan) adalah suatu nilai yang mutlak dari demokrasi.
Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, dimana setiap orang mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya, maka dalam setiap penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan kenegaraan dilakukan secara diskusi dan dilaksanakan dengan persetujuan – dimana hal ini sangat penting untuk menghilangkan egoisme individu.( Treat the Others Reason Equally.)
Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah tidak boleh bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus bertindak menurut kehendak rakyat.(Government by the Consent of The People or The Governed)
Berjalannya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk membela dan mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang merupakan hukum abadi dimana seluruh peraturan atau hukum dibuat oleh pemerintah adalah untuk melindungi dan mempertahankannya. Maka untuk menciptakan rule of law, harus ada patokan terhadap hukum tertinggi (Undang-undang), persamaan dimuka umum, dan persamaan sosial.[2]
Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu.(The Emphasis of Individual)[2]
Negara hanyalah alat (The State is Instrument). Negara itu sebagai suatu mekanisme yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih besar dibandingkan negara itu sendiri. Di dalam ajaran Liberal Klasik, ditekankan bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat memenuhi dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja ketika usaha yang secara sukarela masyarakat telah mengalami kegagalan.
Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse Dogatism). Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 – 1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu adalah berubah.
Kelemahan ideologi liberalisme :
1.     Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan bersifat bebas, pendapatan jatuh kepada pemilik modal atau majikan. Sedangkan golongan pekerja hanya menerima sebagian kecil dari pendapatan.
2.     Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja, sehingga yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.
3.     Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat.
4.     Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi budaya oleh individu yang sering terjadi
5.     Karena penyelenggaran pers dilakukan oleh pihak swasta, pemerintah sulit untuk mengadakan dan memberikan kontrol. Sehingga pers sebagai media komunikasi dan media masa sangat efektif menciptakan image dimasyarakat sesuai misi kepentingan mereka.














IDEOLOGI KOMUNISME

KOMUNISME
Pengertian Komunisme
Kebudayaan didefinisikan untuk pertama kali oleh E. B. Taylor pada tahun 1871, lebih dari seratus tahun yang lalu, dalam bukunya primitive culture. Dimana kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dan komunisme adalah sebuah ideology atau kepercayaan.
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh.
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh.
Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan Marxisme. Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai komunis di seluruh dunia. Racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut “Marxisme-Leninisme”.
Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar, namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Inilah yang menyebabkan komunisme menjadi “tumpul” dan tidak lagi diminati.
Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi. Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut anti liberalisme.
Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata.
sebagai bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis yang merupakan produk masyarakat liberal. Berkembangnya paham individualisme liberalisme di barat berakibat munculnya masyarakat kapitalis menurut paham komunisme, mengakibatkan penderitaan rakyat. Komunsime muncul sebenarnya sebagai reaksi penindasan rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang didukung oleh pemerintah.
Berolak belakang dengan individualism kapitalisme, paham komunisme yang dicetuskan melalui pemikiran Karl Marx memandang bahwa hakikat kebabasan dan hak individu itu tidak ada. Ideology komunisme mendasarkan pada suatu keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya adalah mahluk social saja.
Berbagai macam konsep dan paham sosialisme di dunia ini sebenarnya hanya komunismelah sebagai suatu paham yang paling jelas dan lengkap. Paham ini adalah sebagai bentuk reaksi perkembagan masyarakat kapitalis yang merupakan produk masyarakat liberal.
Paham komunisme dalam memandang hakikat hubungan Negara dengan agama meletakkan pada pandangan filosofisnya yaitu materialisme diakletis dan materialisme historis. Hakikat kenyataan tertinggi menurut komunsime adalah materi.
Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan komunis internasional. Komunisme atau Marxisme adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh partai komunis di seluruh dunia. sedangkan komunis internasional merupakan racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut “Marxisme-Leninisme”.
Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan alat-alat produksi melalui peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar, namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil dengan melalui perjuangan partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro.
Komunisme sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis sebagai alat pengambil alihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan akumulasi modal pada individu. pada prinsipnya semua adalah direpresentasikan sebagai milik rakyat dan oleh karena itu, seluruh alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara guna kemakmuran rakyat secara merata, Komunisme memperkenalkan penggunaan sistem demokrasi keterwakilan yang dilakukan oleh elit-elit partai komunis oleh karena itu sangat membatasi langsung demokrasi pada rakyat yang bukan merupakan anggota partai komunis karenanya dalam paham komunisme tidak dikenal hak perorangan sebagaimana terdapat pada pahamliberalisme.
Secara umum komunisme berlandasan pada teori Materialisme Dialektika dan Materialisme Historis oleh karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan mitos, takhayul dan agama dengan demikian tidak ada pemberian doktrin pada rakyatnya, dengan prinsip bahwa “agama dianggap candu” yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).


Komunisme Ini menyebabkan banyak penduduk beragama tidak mendukung komunis. Pemerintah komunis juga sering menindas mereka yang berpegang pada agama.
Secara resmi ada 9 negara yang pernah didirikan berpegang dengan ideologi komunisme yaitu :
Uni Soviet (Uni Republik Sosialis Soviet)
Cina (Republik Rakyat Cina)
Cuba (Republik Cuba)
Laos (Republik Demokratik Rakyat Lao)
Vietnam (Republik Sosialis Vietnam)
Korea Utara (Republik Rakyat Demokratik Korea)
Yaman Selatan (Republik Demokratik Rakyat Yaman)
Myanmar / Burma (Republik Sosialis Uni Burma)
Kamboja / Kampuchea (Demokratik Kampuchea)



KELEMAHAN IDEOLOGI KOMUNISME

Pers dijadikan alat propaganda oleh pemerintah untuk menyebarkan nilai – nilai komunis
Mematikan inisiatif individu untuk maju, sebab segala kegiatan diatur oleh pusat
Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat
Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memiliki sumber daya.












IDEOLOGI PANCASILA

Pengertian Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila merupakan nilai-nilai luhur budaya dan religius bagi bangsa indonesia. Pancasila berkedudukan sebagai ideologi negara atau bangsa jadi pengertian ideologi pancasila adalah kumpulan nilai/norma yang berdasarkan sila-sila pancasila. Pancasila sebagai ideologi negara dan bangsa indonesia yang merupakan pandangan hidup seluruh rakyat indonesia.

Ideologi pancasila bersifat terbuka artinya ideologi pancasila dapat berkontribusi dengan kemajuan zaman dengan tetap berlandaskan ideologi pancasila atau nilai-nilai pancasila.



Kekurangan ideologi  pancasila:
1.    Dapat Menimbulkan tafsir yang berbeda – beda
Perbandingan penafsiran nilai-nilai pancasila merupakan­ refleksi dari perbandingan corak kepemimpinan setiap era pemerintahan di Indonesia. Setiap pemerintahan tentunya memiliki penafsiran yang berbeda jika dibandingkan dengan era pemerintahan lainnya dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa setiap era pemerintahan memiliki tantangan dan peluang yang berbeda-beda sesuai dengan dinamika politik domestik dan perkembangan sistem internasional. Pancasila sebagai ideologi dan dasar negera tentunya memiliki nilai-nilai yang wajib diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, peranan pemerintah negara tentunya menjadi penting dalam menanamkan nilai-nilai pancasila terhadap masyarakat.

Sejarah perjalanan bangsa Indonesia mengalami beberapa era pemerintahan. Dalam hal perbandingan penafsiran nilai-nilai pancasila, reviewer akan fokus terhadap era pemerintahan orde lama, orde baru dan orde reformasi. Ketiga era pemerintahan ini menjadi momen penting dalam mencari bentuk dan pola interpretasi pancasila mengingat kuatnya dinamika politik di masing-masing era tersebut. Pancasila menjadi dasar negara yang dapat menyatukan masyarakat menuju bangsa yang bermoral dan berintegritas. Akan tetapi, di satu sisi pancasila dapat menjadi legitimator kepentingan penguasa. Sekali lagi, hal tersebut tentunya tergantung pada penafsiran pancasila dalam pencarian jati diri Indonesia.

Penafsiran Nilai-nilai Pancasila di Era Orde Lama

Pada masa orde lama, pancasila ditafsirkan berdasarkan dinamika politik yang berkembang pada sistem internasional yang didominasi isu pergolakan ideologi. Di lain hal, sistem politik dan kondisi domestik Indonesia dihadapkan pada situasi transisi masa terjajah menuju masa merdeka. Dapat dikatakan bahwa, masa orde lama merupakan masa pencarian bentuk implementasi nilai-nilai pancasila. Dalam orde lama, penafsiran pancasila dapat dibagi ke dalam 3 periode yang berbeda yaitu periode 1945-1950, periode 1950-1959, dan periode 1959-1966.

Periode 1945-1950
Penafsiran pancasila di periode ini lebih terlihat dalam hal membangun nasionalisme bangsa dalam melawan penjajahan Belanda. Akan tetapi dalam perkembangannya, implementasi pancasila belum menemukan bentuk yang stabil akibat pergolakan politik dan gelombang pertarungan ideologi. Terdapat upaya-upaya untuk mengganti pancasila sebagai ideologi dengan faham komunisme oleh PKI di tahun 1948 dan DI/TII yang akan mendirikan negara dengan dasar islam. Diterapkannya demokrasi parlementer dalam periode ini, menimbulkan instabilitas pemerintahan dimana walaupun konstitusi yang digunakan adalah pancasila dan UUD 1945 yang presidensil, akan tetapi praktek kenegaraan presidensil tak dapat terwujudkan. Dalam hal kehidupan politik, sila keempat yang mengutamakan musyawarah tidak dapat dilaksanakan.





Periode 1950-1959
Pada periode ini, pancasila ditafsirkan sebagai ideologi liberal. Walaupun pancasila sebagai dasar negara, sila keempat tidak berjiwakan musyawarah melainkan suara terbanyak atau voting. Hal ini disebabkan karena sistem pemerintahan liberal yang menekankan hak-hak individual. Para peridoe ini, stabilitas keamanan dihadapkan pada munculnya pemberontakan RMS, PRRI dan Permesta yang ingin melepaskan diri dari NKRI. Dalam bidang politik, terlaksananya pemilu 1955 menjadi bukti keberhasilan demokrasi pada saat itu. Akan tetapi, keberhasilan pemilu tersebut tidak disertai dengan keberhasilan anggota Konstituante dalam menyusun UUD sehingga terjadi tarik ulur kekuasaan presiden dan parlemen.

Periode 1959-1966
Periode ini dikenal dengan periode demokrasi terpimpin. Penafsiran pancasila tidak diarahkan pada kekuasaan rakyat yang berlandaskan demokrasi, akan tetapi kekuasaan penuh seorang pribadi Soekarno. Konsekuensinya, terjadi banyak penyimpangan terhadap penafsiran pancasila di parlemen. Pemerintahan Soekarno menjadi otoriter, diangkat menjadi presiden seumur hidup dan penerapan politik konfrontasi. Hal ini menimbulkan distrust dan kemerosotan moral pancasila di masyarakat. Pada periode ini, Soekarno menafsirkan pancasila dengan paradigma USDEK yang memegang teguh UUD 1945, Sosialisme ala Indonesia, Demokrasi terpimpin, Ekonomi terpimpin dan Ketuhanan yang maha esa. Di masa demokrasi terpimpin, Soekarno berhasil menempatkan Indonesia sebagai negara yang memiliki bargaining position di mata internasional dan mampu menjaga integritas wilayah dan semangat kebangsaan. Dapat disimpulkan bahwa dalam periode ini, pancasila ditafsirkan sebagai ideologi otoriter yang tidak memberikan ruang demokrasi bagi rakyat.

Penafsiran Nilai-nilai Pancasila di Era Orde Baru

            Penafsiran pancasila di awal era orde baru diarahkan pada penafsiran pancasila secara murni dan akomodatif sebagai kritik terhadap orde lama yang melakukan penyimpangan terhadap pancasila. Pada masa ini, indonesia dihadapkan pada pilihan yang sulit. Di satu  sisi, sistem internasional diliputi dengan perang dingin dan di sisi lain, kondisi domestik mengalami krisis ekonomi dan politik. Dalam perkembangannya, upaya Soeharto dalam menghadapi hal tersebut dengan menerapkan paradigma berlandaskan pancasila yang esensinya adalah menegakkan stabilitas guna mendukung rehabilitasi dan pembangunan ekonomi. Pemahaman pancasila di era Soeharto terlihat dalam konsep P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) dengan esensi selaras, serasi dan seimbang. Hal ini terefleksikan dalam istilah stabilitas politik yang dinamis dengan trilogi pembangunan. Paradigma ini tentunya didasarkan pada pengalaman era orde lama yang dinilai memiliki banyak ketimpangan. Perencanaan dan konseptualisasi kebijakan di awal era orde baru yang dilandaskan pada pancasila menunjukkan semangat idealisme untuk memperbaiki tatanan pemerintahan.

Dalam pengamalan pancasila, konsep P4 Soeharto memunculkan harapan baru akan adanya pemerintahan yang demokratis. Akan tetapi, dalam perkembangannya, kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah sering kali menyimpang dari jiwa pancasila. Walaupun kesejahteraan rakyat meningkat dan Indonesia memiliki bargaining position di mata dunia internasional, tetapi kondisi politik dan keamanan domestik menjadi rentan akibat pemerintahan Soeharto yang sentralistik dan otoriter. Hal ini menyebabkan konflik internal dalam negeri. Konsekuensinya, demokrasi tidak berjalan dan terjadi berbagai pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat pemerintah untuk menekan daya kritis masyarakat terhadap pemerintah. Dalam penafsirannya terhadap pancasila, Soeharto menjadikan pancasila sebagai doktrin untuk melegitimasi segala bentuk kebijakan dan upaya untuk mempertahankan kekuasaan. Pancasila dijadikan sebagai ideologi tertutup yang tidak memberikan ruang bagi kebebasan untuk berekspresi. Dengan kata lain, pancasila dikeramatkan sebagai landasan stabilitas nasional. Pancasila di era orde baru ditafsirkan sebagai ideologi yang menguntungkan satu golongan saja yaitu kekuasaan pemerintah. Pancasila dikeramatkan sebagai fondasi stabilitas nasional dan legitimator dari segala kebijakan pemerintah era orde baru.

Penafsiran Nilai-nilai Pancasila di Era Reformasi

Era reformasi muncul sebagai koreksi terhadap orde lama yang melakukan banyak penyimpangan terhadap pancasila dan UUD 1945 sebagai konstitusi negara. Era reformasi menjadi era keterbukaan bagi masyarakat. Jaminan atas hak-hak masyarakat mulai dikembangkan. Rakyat memiliki kebebasan untuk berpendapat dan berserikat. Hal ini ditandai dengan maraknya kemunculan LSM, partai politik dan organisasi lainnya. Penegakan hukum dianggap lebih akomodatif dibandingkan orde baru. Akan tetapi, dalam perkembangannya pemerintahan yang berjalan tidak efektif sehingga masih ada kerancuan dalam fungsi kenegaraan. Selain itu, walaupun kebebasan telah menjadi jaminan dalam masyarakat, isu etnisitas mencuat di berbagai daerah. Semangat primordialisme berkembang menjadi konflik etnis yang menjadi ancaman politik dan keamanan negara. Benturan antar agama, antar suku dan antar kelompok lainnya menjadi bagian dari hal tersebut. Terjadi eskalasi kriminalitas yang berpotensi pada kekerasan sebagai penyelesaian masalah.

Kondisi ini tentunya menjadi refleksi dari degradasi pemahaman pancasila sebagai dasar, falsafah dan ideologi negara. Kelima sila dari pancasila tentunya menekankan persatuan bangsa tanpa adanya sekat-sekat primordialisme yang berpotensi pada perpecahan. Bhineka tunggal ika yang menjadi sintesis pancasila mendorong terciptanya toleransi dan apresiasi terhadap segala perbedaan menuju masyarakat multikultural. Selain itu dalam kerangka historisnya, lahirnya pancasila didasarkan pada adanya acceptance (penerimaan) terhadap beragamnya etnis tanpa ada kelompok superior di dalamnya. Permasalahan etnisitas di era reformasi ditandai dengan munculnya gerakan disintegritas di Aceh, Maluku, Timur Timor dan Papua. Kompleksitas ethnic relations ini tentunya menjadi tantangan di era reformasi.

Era reformasi yang memunculkan empat masa kepresidenan Indonesia memiliki kecenderungan yang sama dalam menafsirkan pancasila yaitu pancasila hanya sebatas pendekatan retorika politik. Era pemerintahan Habibie menafsirkan pancasila sebagai pendekatan retorika politik, khususnya Bhineka Tunggal Ika dalam meredam konflik domestik yang ada. Dengan kata lain, pancasila lebih ditafsirkan sebagai ideologi untuk mempersatukan bangsa dengan berupaya menggalang dukungan inernasional. Tidak jauh berbeda dengan hal tersebut, pemerintahan Gusdur dan Megawati Soekarno Putri memiliki arah yang sama dalam memandang pancasila jika dikaitkan dengan intensitas konflik internal negara. Selain itu, salah satu yang ditekankan dalam era pemerintahan Gusdur adalah penerapan pancasila sebagai ideologi terbuka yang dituangkan dalam prinsip pluralisme. Gusdur mengakomodasi segala perbedaan. Hal ini terlihat dengan adanya kebijakan mengenai pengakuan keyakinan Konghucu sebagai agama yang diakui dalam konstitusi. Di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, pancasila lebih difungsikan sebagai pendekatan retorika politik dengan implementasi nilai-nilai pancasila yang kurang efektif dan sering kali tidak akomodatif.

Degradasi pemahaman dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pancasila di era reformasi disebabkan karena jatuhnya orde baru. Identitas pancasila disamakan dengan identitas pemerintahan orde baru. Di zaman orde baru, pancasila adalah dewa, melebihi ideologi yang menjadi tameng pemerintahan Soeharto. Jiwa pancasila dilekatkan pada berbagai penyimpangan yang terjadi di era orde baru, terutama adanya pembatasan kebebasan bagi masyarakat. Selain itu, pengaruh globalisasi dipersepsikan sebagai nilai-nilai baru dalam masyarakat sehingga ada upaya untuk menggantikan nilai-nilai pancasila dan mengaburkan penafsiran masyarakat terhadap pancasila itu sendiri yang juga dipengaruhi euforia kebebasan berekspresi. Dengan kata lain, pancasila ditafsirkan hanya sebatas pendekatan retorika politik.













BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN
di dalam suatu Negara, mereka mempunyai kebijakan masing-masing, mempunyai hukum masing-masing serta mempunyai otonomi tersendiri. Seperti halnya ideology untuk menjalankan suatu pemerintahan membutuhkan suatu peraangkat salah satunya ideology.Ideologi yang memberikan karakter terhadap bangsa itu sendiri,entah negara itu mau dibawa kemana.
Ideologi Liberalisme adalah ideologi yang menitik beratkan kepada rakyat,bersifat individu.Negara mengabdi kepada rakyat,sehingga pendapatan sulit dan terjadi kebebasan oleh rakyat sesuai apa yang diinginkan,serta pemerintah sulit menjalankan control.
Komunisme adalah ideologi yang berpusat pada pemerintahan sehingga hak rakyat kurang diperhatikan,maka terhambatlah sesuatu inisiatif masyarakat individu untuk kelangsungan pemerintah,hanyalah pemerintah yang berperan penting dalam proses pemerintahan.
Ideologi pancasila merupakan pandangan hidup seluruh rakyat Indonesia dengan pandangan ini memberikan paham chauvinisme
Dengan ini setiap negara mempunyai ideologi sesuai dengan karakter negaranya sendiri.

SARAN

DAFTAR PUSTAKA

http://www.softilmu.com/2013/12/pengertian-dan-fungsi-ideologi.html jam 9.30 wib

https://www.academia.edu/9213191/kelebihan_dan_kekurangan_ideologi_liberal jam 9.37 wib

http://miaangel88.blogspot.co.id/2014/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html jam 9.37 wib

https://cakrawalawritingclub.wordpress.com/2013/10/03/perbandingan-antar-rezim-dalam-menafsirkan-pancasila/ jam 9.38 wib

 http://www.gurupendidikan.com/pengertian-komunisme-secara-umum-terlengkap/ jam 10.00 wib

 http://www.artikelsiana.com/2014/12/pengertian-ideologi-pancasila-makna-arti.html# jam 10.30 wib

 http://novinitaa.blogspot.co.id/2015/06/pancasila-sebagai-ideologi-negara.html jam 10.35 wib








No comments:

Post a Comment